thefoot.org – Beberapa anak mungkin terlihat berbeda dalam cara mereka berinteraksi dengan lingkungan. Mereka cenderung kurang peduli, sulit merasa bersalah, atau malah suka menyakiti makhluk hidup di sekitarnya tanpa alasan jelas.
Sebagai orang tua atau pendidik, kamu perlu mengenali ciri-ciri ini sejak awal. Bukan untuk memberi label negatif, tapi untuk memastikan pendekatan yang tepat agar anak bisa berkembang dengan sehat secara emosional dan sosial.
1. Anak Tidak Merasa Bersalah setelah Berbuat Salah
Anak biasanya merasa bersalah setelah melakukan sesuatu yang salah. Tapi, anak dengan kecenderungan psikopatik sering mengabaikan perasaan bersalah itu. Mereka bahkan bisa bersikap santai atau tertawa saat ditegur.
Kamu bisa bantu dengan menunjukkan akibat dari perbuatannya. Ajak dia memperbaiki kesalahan secara langsung, bukan hanya memberi hukuman.
2. Anak Sering Berbohong Tanpa Alasan
Banyak anak pernah berbohong, tapi anak yang punya potensi psikopatik melakukannya dengan tenang dan tanpa rasa takut. Mereka bisa memutarbalikkan fakta hanya untuk menghindari tanggung jawab.
Bangun kepercayaan dengan memberi ruang bagi anak untuk jujur. Kamu bisa menunjukkan bahwa kejujuran itu lebih penting dari kesempurnaan.
3. Anak Tidak Peduli saat Orang Lain Terluka
Saat teman menangis atau hewan peliharaan terluka, anak dengan empati biasanya akan merasa iba. Tapi, anak dengan potensi psikopatik seringkali bersikap datar atau bahkan tertawa melihat penderitaan itu.
Kamu bisa bantu menumbuhkan empati dengan membacakan cerita, menonton film, lalu mengajak anak membayangkan perasaan tokoh-tokohnya.
4. Anak Suka Menyakiti Orang atau Hewan
Jika anak secara sengaja menyakiti hewan atau orang lain berulang kali, ini bukan sekadar fase nakal. Ini bisa menunjukkan minimnya kontrol diri dan rasa iba.
Berikan penjelasan bahwa makhluk hidup juga bisa merasakan sakit. Libatkan anak dalam kegiatan yang melatih rasa sayang dan tanggung jawab.
5. Anak Terlihat Pandai Memanipulasi
Anak mungkin bersikap manis di depan orang tua, tapi bersikap kasar di sekolah. Kalau ini dilakukan secara sadar untuk menciptakan citra baik atau menghindari masalah, itu termasuk manipulasi.
Kamu bisa menekankan pentingnya kejujuran dan menunjukkan bahwa integritas lebih berharga daripada pencitraan.
6. Anak Tidak Takut Hukuman
Anak biasanya jera setelah dihukum. Tapi beberapa anak tetap mengulangi kesalahan tanpa rasa takut. Mereka tidak peduli dengan akibat dari perbuatan mereka.
Ciptakan sistem konsekuensi yang konsisten. Jangan hanya menghukum, tapi beri penghargaan saat mereka berbuat baik.
7. Anak Tidak Terlihat Sayang pada Keluarga
Beberapa anak mungkin tidak menunjukkan kasih sayang secara eksplisit. Tapi jika anak benar-benar tidak peduli atau terhubung secara emosional dengan orang terdekat, ini patut diperhatikan.
Kamu bisa mulai dari membangun rutinitas bersama yang penuh kasih dan komunikasi hangat. Sentuhan fisik seperti pelukan juga bisa membantu.
Penutup
Mendeteksi potensi psikopatik sejak dini bukan bertujuan untuk menghakimi, tapi untuk memberi intervensi yang tepat. Lewat artikel ini, thefoot.org ingin mengajak kamu untuk lebih peka terhadap tanda-tanda yang muncul pada anak.
Pendekatan aktif dan penuh kasih akan memberi dampak besar dalam tumbuh kembang anak. Kamu punya peran penting dalam mengarahkan mereka ke jalur yang lebih sehat dan penuh empati.